TDW University

Minyak mu...

>> Friday, December 7, 2007

Teng...teng...teng... begitu si abang menjajakan dagangannya. Bermodal sendok yang dipukulkan ke pinggiran wajan.

Setelah lebaran, seolah menjadi tempat mangkal yang menyenangkan bagi si abang. Di seberang rumahku akhir-akhir ini menjadi ramai mengerumuni si penjual gorengan. Kali ini yang di jual bukanlah gorengan pisang, combro, risol, ubi ataupun singkong. Namun yang dijajakan adalah daging burung dan ayam yang di goreng di wajan si abang.

Bila diperhatikan, bisa disayangkan para penjual itu sangat tidak memperhatikan kualitas dari dagangannya. Maksudnya disini adalah apakah dagangannya itu dapat mempengaruhi kesehatan dari si pembelinya atau tidak. Bagaimana tidak dari dalam rumah tercium sangat pekat dan bisa membuat nafas terengah-engah. Aroma itu disebabkan oleh minyak goreng yang sudah berubah warnanya menjadi coklat kehitaman yang sangat pekat. Dikarenakan pemakaian yang berulang-ulang.

Hmm... bila dicermati lebih teliti, sepertinya jajanan atau makanan yang di jual oleh para pedagang sangatlah tidak sehat untuk tubuh. Tapi sayangnya kita sebagai konsumen akhir sering sekali tidak memperhatikannya.

Read more...

Acungan Jempol untuk Bapak Tua

Umurnya mungkin hampir sama dengan umur simbok (= panggilan ibu, dalam bahasa Jawa. Tapi yang kupanggil ini adalah mbahku). Tapi entah karena penyakit tulangnya atau memang umurnya yang membuat dia tampak lebih tua. Karena setiap berjalan pasti menggunakan tongkat.

Bapak tua ini tidak lantas menyerah dan menunggu belas kasih orang lain untuknya. Dengan kesulitannya berjalan dengan menggunakan tongkat, tapi dia masih tetap melaksanakan sholat berjamaah di masjid setiap hari. Setiap sholat dia pasti akan memilih tempat di pinggir tembok, yang berfungsi sebagai bahan penyangga badannya pada saat akan ruku, sujud dan bangun dari duduk diantara dua sujud. Apabila dirinya menemui tempat favoritnya ditempati oleh orang lain maka dia akan "mengusir" orang itu. Namun bila dirasa tidak kuat, maka dia akan sholat sambil duduk. Begitulah aktivitasnya pada saat sholat berjamaah di masjid.

Bapak ini tinggal hanya dengan dua orang cucunya, karena istri tercinta sudah meninggal terlebih dahulu. Sementara anak dan menantunya ada di tempat lain di Jakarta. Keluarga kami memang hanya kenal nama dan mukanya saja dengan bapak itu, namun beberapa waktu yang lalu, dia menyempatkan datang kerumah dengan menggunakan tongkat setianya. Bila dihitung sudah tiga kali dia kerumah kami.

Dia kerumah untuk meminjam sejumlah uang ke ibuku. Tidak banyak hanya Rp. 50.000,- entah untuk keperluan apa. Yang terpikir saat itu kemana anak-anaknya, apakah mereka tidak memperhatikan orangtuanya ini? Sebelum pamit pulang si Bapak menyampaikan bahwa dia akan segera akan mengembalikan uang pinjamannya setelah mengambil uang pensiunannya. Sementara ibu mengatakan "tidak usah dikembalikan pak, biar untuk bapak saja". Ibu berkata seperti itu karena merasa kasihan terhadapnya. Tapi dia bersikeras untuk mengembalikannya. Akhirnya ibu mengalah saat itu, hanya untuk menyenangkannya. Namun telah merelakannya bila memang bapak tua itu tidak mengembalikan uang pinjaman tersebut. Dan benar saja sesuai yang dijanjikan bapak tua datang lagi kerumah untuk mengembalikan uang yang dipinjamnya beberapa waktu yang lalu.

Kami acungkan jempol dan salut kepada si Bapak. Setelah di hitung dia kerumah untuk meminjam uang dari ibu sudah 2 kali, dan selalu tepat mengembalikan pinjamannya, walaupun sudah dikatakan untuk tidak perlu mengembalikannya. Kami salut terhadap kegigihan bapak tua untuk menjaga harga dirinya (= izzah) di depan orang lain. Karena tidak sedikit orang yang masih muda saja, dengan mudahnya menjatuhkan harga dirinya ke level yang sangat rendah bahkan hina.

Belajar dari si Bapak tua. Bahwa ketuaan dan kelemahan yang kita alami, tidak perlu kita gadaikan untuk mencari belas kasih orang lain, untuk kemudian kita memanfaatkan demi sebuah keuntungan. Sungguh jarang aku menemui orang seperti si Bapak tua. Terlebih di masa sekarang, dimana keadaan ekonomi begitu sangat sulit, menghimpit semakin kencang, seolah tidak akan pernah bisa terbebas dari himpitan. Sehingga banyak yang ambil cara-cara mudah tanpa berkenginan untuk berusaha dan bekerja.

Ya Allah, jadikanlah hamba menjadi orang yang dilimpahi keberkahan dari rizki-Mu, jauhkan kami dari ke fakiran yang bisa menjerumuskan kami ke kafiran. Ijinkan kami bisa berbagi dengan sesama. Amiin.

Read more...

Jangan di Baca

>> Tuesday, December 4, 2007

Jangan di baca tulisan ini kalau memang tidak tinggal di Jakarta. Karena ini khusus untuk orang-orang yang tinggal di Jakarta.

Baru saja Jakarta di guyur hujan yang cukup lebat setelah hampir satu bulan tidak datang hujan walaupun sudah berada di musim hujan. Hujan tadi malam sejak pukul 22.20, deras sekali. Daerah tempat tinggalku bisa dipastikan akan banjir, bila selama 1 jam hujan turun dengan derasnya tanpa berhenti. Bagi para tetangga yang kebetulan memiliki rumah yang posisinya lebih rendah dari jalanan pasti kebagian jatah air dari langit ini. Seperti tadi malam, mereka bahkan ada yang tidak tidur hingga pukul 2 dini hari untuk membersihkan rumah mereka yang habis kebanjiran.

Ya.. begitulah langganan setiap tahunnya. Di hampir seluruh wilayah Jakarta bisa tergenang oleh air hujan. Banjir di Jakarta sedikit banyak dipengaruhi oleh sampah yang menggunung. Yang di sebabkan oleh buruknya perilaku manusianya. Mereka dengan tidak ada rasa bersalah membuang sampah sembarangan, baik di jalan, tempat umum, got, kali, sungai, laut. Sehingga bisa membuat saluran air tersumbat. Dan yang tekena imbas perilaku jorok mereka, bukan hanya mereka sendiri, tapi semua orang bisa terkena kebanjiran. Seolah tidak ada kapoknya kebajiran, masih saja tidak ada kesadaran dari mereka untuk mengubah kebiasaannya.

Teringat acara televisi - "Sisi Lain" - yang di tayangkan oleh salah satu stasiun televisi swasta. Di dalam acara tersebut diperlihatkan bagaimana perjuangan seorang ibu yang mengajak ibu-ibu lain didaerahnya untuk mengolah sampah-sampah dapur mereka untuk kemudian diproses dan dimanfaatkan menjadi kompos. Prosesnya yang dibutuhkan untuk mengubah sampah-sampah itu hingga menjadi kompos dibutuhkan waktu selama 6 minggu. Selain mereka ikut menjaga kebersihan daerahnya, juga mereka bisa membantu dapur ikut ngebul, dengan menjual kompos-kompos hasil olahan sederhana tangan mereka sendiri.

Acungan jempol untuk mereka.

Read more...

1 Desember 2007

>> Saturday, December 1, 2007

Tanggal 1 Desember yang di peringati sebagai hari AIDS sedunia. Virus yang sampai sekarang masih saja menakutkan. Karena, masih belum ada obat yang bisa menyembuhkan. Dan semakin hari semakin bertambahlah jumlah para penderita AIDS atau ODHA di seluruh dunia.

Ngeri...

"Semua gelap..." begitu pengakuan dari orang yang baru mengetahui bila dirinya terinfeksi virus mematikan. Yah semua berawal dari perilaku atau kebiasaan kita dalam membawa diri dalam pergaulan. Ada orang yang terinfeksi karena melakukan free sex dan ada juga karena penggunaan narkotika bahkan ada yang terinfeksi karena kecelakaan. Untuk yang terakhir ini, bisa jadi merupakan sebuah ujian dari Allah swt.

Menurut pekerja sosial - J. Siti Hanna - tema peringatan hari AIDS sedunia tahun ini adalah "Hope in Unity". Diharapkan dengan adanya kesatuan maka kita bisa membangun sebuah harapan untuk masa depan. Dimana semua elemen masyarakat diharapkan bisa saling bantu membantu dalam melakukan pencegahan dan menekan jumlah korban atau penderita AIDS.

Mudah-mudahan tidak ada lagi korban-korban berjatuhan karena adanya penyimpangan perilaku. Mari kita benahi diri untuk mengisi hari-hari dengan kebaikan. Agar hidup bisa lebih berarti dan bermanfaat. Wallahu'alam

Read more...

Perda-ku Sayang Apa Kabar Mu?

>> Friday, November 30, 2007

Apa kabarnya Perda No. 2 tahun 2005 tentang pengendalian pencemaran udara dan Peraturan Gubernur No. 75 tahun 2005 tentang kawasan dilarang merokok.

Pada saat mulai diberlakukan pertama kalinya peraturan-peraturan tersebut, hanya saat itu pula penertiban diberlakukan bagi para perokok yang dengan sembarangan mengepulkan batangan-batangan rokoknya. Razia dilakukan ditempat umum seperti kantor pemerintah, kantor swasta, bis, lobby hotel, terminal, stasiun, halte, jalanan, warung kq5, dll.

Sama seperti peraturan-peraturan lainnya Perda ini pun mengalami nasib yang serupa, yaitu dilakukan hanya sesaat saja setelah disosialisasikan atau telah diumumkan, selanjutnya nasib Perda tersebut terserah anda.

Mungkin bagi para perokok sejati, pemberlakuan Perda yang hanya setengah hati tersebut menguntungkan, karena mereka masih bisa bebas merokok dimanan saja. Sementara bagi yang tidak merokok, keadaan tersebut sungguh sangat menjengkelkan. Bagaimana tidak, sebuah Perda yang memberikan ancaman hukuman kurungan selama-lamanya 6 bulan atau denda maksimal Rp. 50 juta ini masih saja disepelekan bahkan hanya dianggap angin lalu.

Walau sudah jelas instruksi dari gubernur DKI yang lalu - Bang Yos - untuk disetiap gedung perkantoran disediakan tempat khusus untuk merokok. Tapi tetap saja para pecinta rokok itu masih bandel, dengan tidak menggunakan tempat khusus merokok yang telah disediakan. Bahkan para pejabat yang hobi merokok seolah mencontohkan kepada para bawahannya untuk bisa bebas merokok di mana saja dikantor tersebut untuk merokok. Asap masih terlihat mengepul pada saat jam kerja, saat rapat berlangsung, saat jam istirahat. Hmm... kalau bisa dikatakan sungguh itu sangat keterlaluan.

Dana besar yang sudah dikeluarkan untuk menyediakan tempat khusus merokok di anggap hanya angin lalu. Padahal kalau saja mereka mau memikirkan sedikit saja, bahwa dana itu adalah dana rakyat yang digunakan. Diharapkan mereka mempunyai rasa yah paling tidak ikut tenggang rasa.

Para perokok itu bila diingatkan untuk tidak merokok, pastilah beragumen bahwa merokok adalah hak asasi bagi mereka. Sehingga bila ada pelarangan maka sama saja dengan pelanggaran HAM. Tapi apakah mereka tidak memikirkan bahwa bagi para pencinta udara bersih, udara yang bersih juga merupakan hak asasi bagi siapa saja. Maka siapa yang lebih melanggar HAM.

Perda dibuat bukan untuk melarang para perokok untuk menghilangkan atau menghentikan kebiasaannya. Hanya meminta sedikit rasa toleransi mereka kepada yang lain, untuk memindahkan tempat mereka merokok ke tempat yang telah khusus disediakan untuk merokok. Jadi yang diharapkan dari Perda No. 2 tahun 2005 tersebut yaitu dapat mengendalikan pencemaran udara. Sehingga semua orang dapat merasakan udara yang bersih dan segar untuk bisa di hirup setiap saat tanpa harus dicemari oleh asap rokok.

Mari bersama kita berharap, agar semua pihak memiliki kesadaran untuk menjaga dan mewujudkan clean air. Wallahu'alam.

Read more...

Tanaman Hias dan Gengsi

>> Wednesday, November 28, 2007

Gengsi... sungguh enam buah huruf yang bisa membuat orang mempunyai perilaku "aneh". Bahkan bisa membuat pelakunya terjerumus dalam perbuatan dosa.


Bagaimana tidak bila hanya untuk memperturutkan hawa nafsu kita untuk mengejar atau menaikkan gengsi dihadapan manusia, terkadang kita bisa melakukan apa saja. Yang haram menjadi halal. Contohnya banyak sekali bisa kita lihat di sekeliling kita. Kita ambil saja remaja sekarang atau biasa disebut ABG. Sudah bukan rahasia lagi kalau mereka saat ini sudah banyak yang melakukan free sex dalam usia yang masih sangat muda, hanya hitungan belasan tahun atau setara dengan mereka masih duduk di bangku SLTP. Mereka mau bila diajak om-om hidung belang hanya untuk mendapatkan sejumlah uang. Yang kemudian dari uang tersebut bisa digunakan untuk mengikuti life style seperti teman-teman yang lain. Memiliki HP keren atau ipod atau bisa makan di cafe, sehingga gengsi mereka terangkat didepan teman-temannya.

Kalau ABG saja bisa melakukan hal seperti itu hanya untuk meningkatkan gengsinya. Apalagi bila yang melakukannya adalah orang dewasa yang sudah cukup makan asam garam dan sudah terbiasa dengan pengahasilan yang banyak. Pastilah bisa lebih dahsyat lagi. Saat ini mereka yang mempunyai banyak uang sedang keranjingan atau demam tanaman hias. Seperti adhenium, anthorium atau yang lainnya. Tapi 2 jenis tanaman tersebut yang saat ini sedang naik daun. Maka jadilah saat ini orang sudah tidak memakai akalnya bila untuk urusan beli membeli tanaman tersebut. Dengan alih-alih sebagai sebuah hobi namun tidak jarang pula ini dijadikan ajang mencari popularitas ataupun gengsi-gengsian.

Bayangkan saja hanya sebuah anthorium berjenis supernova ataupun sejenis cobra, mereka yang berduit dan hobi dengan tanaman-tanaman cantik itu rela merogoh koceknya untuk mengeluarkan uang yang jumlah tidak main-main, yaitu Rp. 1 milyar atau Rp. 2 milyar. Sungguh bila uang itu dimanfaatkan untuk membantu saudara-saudara kita yang kekurangan dan menderita pastilah sangat baik. Dan tentunya akan ada nilai tambah kita dihadapan Sang Maha Kaya. Dua milyar rupiah dapat dipergunakan untuk membuat bangunan rumah untuk para korban lapindo yang sampai saat ini masih tidak jelas nasibnya. Atau membantu saudara-saudara kita yang tidak punya atau kekurangan. Sehingga tidak akan ada lagi anak-anak yang melakukan bunuh diri hanya karena orang tuanya tidak sanggup membayar sejumlah Rp. 2500,- untuk tugas dari sekolah.

Sungguh bila saudara-saudara kita yang berpunya itu mau menggeser sedikit saja pandangannya kebawah, pasti akan sangat banyak orang yang akan terangkat nasibnya. Ya Allah, beri kami kesadaran untuk saling berbagi dengan sesama, beri kami kelembutan hati agar kami bisa ikut merasakan kesulitan orang lain dan tergerak untuk membantu. Ya Allah, kabulkanlah do'a kami. Amiin. Wallahu'alam.

Read more...

Infaq oh infaq...

>> Tuesday, November 27, 2007

Sesungguhnya memang hanya Allh swt. jualah yang mampu menggerakan hati seseorang untuk berbuat baik.

"Maaf, enggak dulu deh" begitu jawaban salah seorang yang aku ajak untuk berinfaq, dalam rangka penggalangan dana yang dilakukan oleh KISPA untuk palestina. Atau bahkan ada yang tidak ada jawaban apa-apa, hanya melongos pergi begitu saja, padahal aku sudah mempromosikan habis-habisan tentang gambar masjid Al-Aqsa yang ada di kalender, yang akan menjadi iming-iming untuk mengajak mereka berinfaq. Ya Allah, ampuni hamba jika dengan menggerutu seperti ini dapat mengurangi keikhlasan hamba.

Tapi di lain waktu aku sangat senang dan semangat sekali bila yang aku ajak berinfaq, langsung dengan mudah dan gampangnya mereka menyambut ajakan ku itu. Bila infaq minimal untuk mengganti ongkos cetak kalender bergambar masjid Al-Aqsa tersebut hanya Rp. 5000,- mereka yang telah digerakan hatinya oleh Allah swt. dengan mudahnya memberikan berkali lipat dari jumlah infaq minimal. Ada yang memberikan Rp. 150.000,- ada yang Rp. 100.000,- atau Rp. 50.000,- bagi mereka yang memang memiliki kelapangan rezeki. Tapi bagi mereka yang memiliki keterbatasan dana, namun berkeinginan untuk berinfaq mereka hanya memberikan jumlah infaq minimal.

Demikianlah sebagian dari perilaku manusia dalam mengerjakan amal kebaikan. Ada yang merasa ringan namun tidak sedikit pula yang merasakan berat. Walaupun meraka memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan yang lain. Wallahu'alam.

Read more...

Selaput Dara dan Impotensi

>> Monday, November 26, 2007

Hmm... ngeri membayangkan judul diatas. Yah... tapi itulah yang sering terjadi, bahkan dijaman yang sudah berteknologi tinggi, dimana apapun bisa diselesaikan dengan teknologi.
Manusia-manusia modern tetap menginginkan atau merasa berhak mendapatkan kedua hal tersebut, yang konon katanya sebuah harga mati dalam merajut sebuah pernikahan yang indah.

Selaput dara, sesuatu yang selalu dituntut sebagai hak eksklusif - oleh seorang pria - kepada calon istri yang akan dinikahinya. Disinilah sebuah ketidakadilan telah dilakukan oleh pria. Dimana sering sekali si pria hanya menuntut apa yang merasa menjadi "HAK" baginya, namun dilain sisi sering tidak mempunyai keinginan untuk memberikan kewajiban yang seharusnya juga menjadi "HAK" bagi si wanita atau calon istrinya yaitu sebuah keperjakaan.
Begitu pula halnya dengan kondisi impotensi yang dialami oleh pria, biasanya mereka dengan sangat rapi menutupi kelemahannya tersebut. Entah dengan menggunakan atau mengkonsumsi obat kuat yang banyak dijual bebas atau dengan cara-cara lainnya yang terkadang tidak masuk akal.
Jadi teringat dengan seseorang janda beranak dua, yang ditinggal mati oleh suaminya. Namun akhirnya janda itu menikah kembali untuk dapat merasakan sebuah perlindungan bagi anak-anaknya dan dirinya sendiri tentunya. Dan berharap kedamaian dan ketenangan dari pernikahan tersebut. Seiring waktu berjalan ternyata diketahui bahwa suaminya menderita impotensi. Dan kehidupan indahnya pernikahan yang diimpikan ternyata masih berupa sebuah mimpi yang harus terus diimpikan dan diusahakan dengan melihat dari sisi lain. Begitu pula dengan seorang istri yang tiba-tiba ditanyakan oleh suaminya kenapa tidak ada darah yang keluar pada saat malam pertama.
Dari dua kejadian yang dialami oleh ke dua wanita tersebut, sangat jelaslah bahwa bagaimanapun kondisinya, pastilah si wanita yang mengalami kesedihan dan ketidak adilan. Bila si wanita yang memang merasa cukup menjaga keperawanannya lalu dipertanyakan seperti itu pastilah merasakan bahwa dirinya disangsikan atau bahkan lebih buruknya bisa merasa seperti telah direndahkan. Sedangkan bila istri menemukan bahwa suaminya impotensi, maka si wanita tersebut pastilah akan tidak banyak menuntut dan lebih banyak berdiam diri memendam kepedihannya.
Ya, di jaman teknologi seperti ini kalau hanya sebuah selaput dara saja sudah bisa dicontoh untuk dikreasikan ulang oleh teknologi buatan manusia, lantas untuk apalagi sebuah pertanyaan masalah darah dimalam pertama? Karena wanita yang sudah tidak perawan pun bisa dengan mudah mengoperasi untuk mengkreasi ulang selaput daranya. Lagi pula sudah ada penelitian dari para ahli bahwa selaput dara seseorang itu banyak sekali bentuknya dan masing-masing wanita mempunyai kondisi kelenturan yang berbeda-beda. Begitu pula dengan impotensi masih bisa diperbaikan dengan sebuah teknologi ataupun obat-obatan.
Jadi kenapa harus mempertanyakan lagi. Yang terpenting disini adalah bagaimana kita masing-masing bisa menjaga diri kita agar tidak terjerumus kedalam gaya hidup FREE SEX, yang sungguh memberikan banyak keburukan. Bagaimana kita mempersiapkan diri untuk memberikan yang terbaik untuk suami atau istri kita. Dan sesungguhnya telah jelas dijanjikan oleh Allah swt. bahwa wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan begitu pula sebaliknya. Jadi bila kita menginginkan istri atau suami kita kelak adalah yang terbaik, maka bagaimana dengan diri kita sendiri. Apakah kita juga sudah memiliki derajat yang baik pula seperti calon-calon yang kita impikan? Ya hanya diri kita sendiri yang bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan itu. Wallahu'alam.

Read more...

Semangat dan Energi

>> Tuesday, September 18, 2007

Dia seorang gadis yang sederhana. Profesinya sebagai seorang guru di Jakarta. Setiap kali menerima telepon darinya, selalu ada kebaikan di dalamnya. Kenapa...?

Ya, karena sering kali, setelah berbicara dengannya di telepon, pasti ada sebuah "semangat" yang luar biasa tertular darinya. Atau paling tidak ada keinginan memiliki sebuah semangat yang luar biasa itu.
Ya dia memiliki semangat dan energi yang luar biasa. Dan tentu dia orang yang sangat percaya diri. Bagaimana tidak, setiap pagi sebelum mengajar, dia harus ke pasar untuk berjualan. Berjualan bumbu masak. Cukup sederhana - anggapan bagi sebagian orang - dan mungkin malah menganggap sebelah mata. Tapi tidak untuk ku, karena dia harus menyiapkan dagangannya sendiri..bayangkan saja, dia harus belanja bumbu-bumbu (lada, ketumbar, jintan, dll), setelah itu dia kemas kebungkus plastik kecil-kecil dengan menggunakan lilin, yang pastinya sangat membutuhkan ketelatenan. Dan cukup jarang anak muda sekarang yang bersedia melakukannya. Tidak hanya itu, dia juga buka counter voucer hp di rumahnya. Dan hal yang sama juga dilakukan oleh gadis itu, yaitu semuanya harus dilakukan olehnya seorang diri, untuk menyiapkannya.
Selain sebagai seorang guru dan pedagang, dia juga seorang aktivis dakwah yang cukup sibuk, dan cukup membuat aku malu dibuatnya... kalau melihat perbandingannya dengan aku. Aktivitasnya adalah mengajar TPA, mengisi mentoring, menjadi usatazah kecil he..he.. (kenapa ustazah kecil ya..karena dia sudah berani mengisi acara pengajian/ceramah dihadapan banyak orang yang juga bisa disebut aktivis or kader dakwah dan usianya masih muda).
Hmm...sungguh sebuah energi yang cukup besar yang harus dimiliknya agar bisa bertahan untuk melakukan seluruh aktivitas rutin sebanyak itu. Dan tentunya sebuah semangat yang tinggi. Sungguh sebuah pembelajaran buat siapa saja yang ingin bertahan hidup dan meraihh cita-cita, dengan cara yang baik.
Terima kasih dik untuk pembelajarannya.

Read more...

Alhamdulillah...

>> Wednesday, September 5, 2007

Ketemu tidak???? dengan penasarannya aku bertanya kepada suara yang keluar dari gagang hp.

Bukannya mendapatkan jawaban dari ujung sana, eh... siempunya suara malah balik tanya : "Yang penting ayang dah rela belum...?"

"Iya ayang dah rela, tapi kalau ketemu... kan alhamdulillah, berarti masih rejeki..." begitu jawabku.

"Hmm...mau sholat dan makan dulu nih, terus mau ke kantor ambil jatah beras. Dari tadi aka cuma beresin tempat tidur, jemur kasur saja. Tidak jadi pergi kemana-mana." Itu jawaban yang ku dapat dari suara yang keluar dengan nada senyum2 yang tidak dapat ditahan, diujung sana.

"Janji Allah itu memang benar ya, rejeki memang bisa datang dari mana saja. Padahal kakak cuma beresin kamar... eh di kasih rejeki Rp. 650.000,- Alhamdulillah..." Beliau bicara lagi dari ujung hp. Mendengar itu, otomatis aku langsung berucap Alhamdulillah dalam hati, tanda bersyukur sekaligus mengamini ucapan yang keluar dari Kakak.

Karena beberapa hari lalu aku sempat kehilangan sejumlah voucher pulsa isi ulang. Yang sedianya akan aku berikan kepada adik di Pondok Ranggon, agar bisa dijualnya. Dengan begitu aku berharap bisa membantu dia mendapatkan sedikit tambahan uang. Untuk membeli kertas, fotocopy, tinta printer dan perangko. Sehingga dia bisa lebih sering mengirimkan surat lamaran pekerjaan, dan segera mendapatkan pekerjaan yang sesuai.

Alhamdulillah, dengan diketemukannya voucher2 itu, berarti memang masih rejeki aku. Karena, sebelumnya aku memang dah merelakan kalau memang voucher2 itu tidak kembali... tapi ternyata Allah masih sayang sama aku :)

Read more...

Nda gak mungkin tinggalin hny

>> Friday, August 31, 2007

Seorang bunda kemarin, mencium dan memeluk...

Hmm.. hebatnya sosok "bunda" walaupun telah tersakiti tapi masih saja bisa mencium dan memeluk orang yang menyakitinya, agar yang dipeluknya merasakan nyaman...
Masih ditambah dengan kata : "Bunda sayang honey..."

Itupun dilakukan hanya oleh seorang yang telah aku anggap bunda, apalagi oleh Ibu sebenarnya, hmm.. pasti nyaman sekali.

Jadi teringat, seorang kakak pernah mengirimkan sms pada tgl. 26 Juni 2007. Isinya begini : Persahabatan itu seperti tangan dengan mata. Saat tangan terluka, mata menangis. Saat mata menangis tangan menghapusnya. "Selamat hari persahabatan sedunia"

Read more...

Test

>> Thursday, August 30, 2007

Hmm..coba blog baru, maklum lagi belajar buat.. (he.he. agak ketinggalan ya) tidak apalah kan pribahasa Jawa bilang : "Biar lambat asal selamat..."

Read more...

About This Blog

Tempat aku berbagi cerita, pengalaman. Serta belajar dari teman-teman yang hebat

  © Blogger templates Inspiration by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP