TDW University

JOJOBA

>> Monday, August 3, 2009

Judul kali ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan nama minyak. Tapi judul di atas di pilih karena meminjam istilah dari salah satu bos di kantor untuk tulisan ini. Pemilihan judul diatas melalui sebuah pertimbangan ke unikan, karena terdiri dari deretan huruf-huruf: J - O - J - O - B - A, yang pada akhirnya membentuk sebuah kata "Jojoba". Aku sendiri baru sadar kalau jojoba itu merupakan nama sebuah minyak. Namun kali ini yang di tulis disini bukanlah tentang minyak. Tapi ya tidak jauh-jauh, karena masih berhubungan dengan jojoba oil itu sendiri. Siapa lagi kalau bukan mahluk bernama wanita. Duh kepanjangan ngelanturnya he.. he..


Jojoba disini memiliki kepanjangan: jomblo jomblo bahagia. Bila para jombler yang ada di tanya: Apakah mereka bahagia dengan statusnya sebagai jomblo saat ini? maka pastinya akan didapatkan jawaban yang beragam. Ada yang akan menjawab "Ya" dan tidak sedikit pula yang menjawab "Tidak". Itu wajar saja bila jawabannya bisa beragam.

Yang menjawab "Ya", mungkin mereka memang memilih hidup sendiri selamanya. Dan mereka merasa bahagia dengan kondisi dirinya saat ini. Dimana mungkin mereka memiliki karir yang bagus dan memiliki jabatan di kantor, atau usaha yang dimilikinya berjalan dan maju dengan cepat, hingga telah mapan dalam hal materi. Mereka memiliki kawan yang banyak sehingga bisa berhubungan, beraktivitas dengan siapa saja sehingga tidak merasa kesepian. Sementara yang memberikan jawaban "Tidak", mungkin mereka sudah ingin memiliki pasangan, namun pasangan yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang. Dan mereka tidak tahan dengan omongan orang-orang disekitar yang sedikit banyak menyita pikiran dan lama kelamaan mengganggu juga. Jadilah hari demi hari dilalui dengan kemurungan.

Bagi para jojoba, belum adanya pasangan disamping tidak terlalu mengganggu, karena diimbangi dengan karir dan posisi bagus serta materi yang sudah mapan. Tapi kalau bicara jujur mereka juga ada perasaan ingin segera melepas kesendiriannya. Mungkin ada juga perasaan terganggu dengan omongan-omongan miring yang tidak benar, karena terkadang masyarakat memberi andil yang tidak baik juga, dimana mereka memberikan cap-cap yang belum tentu benar tentang para jojoba. Dari cap wanita nakal, wanita simpanan dan cap-cap lain yang diberikan kepada para jojoba... sedih ya kalau sampai cap itu menempel pada diri kita.

Masyarakat (= dalam hal ini tetangga terdekat) tidak memiliki alasan untuk memberikan cap atau label tertentu pada jojober itu. Karena kondisi yang belum memungkinkan atau memang Sang Pencipta belum memberikan dan mempertemukan jojober itu dengan pasangan mereka masing-masing. Kalau sudah begitu jojober hanya bisa tawakal saja sambil menunggu datangnya pasangan yang tepat, serta tidak lupa untuk terus berusaha.

Mengutip perkataan teman beberapa tahun yang lalu: "Gue sih takut kalau sampai meninggal nanti, tapi belum juga memiliki anak. Siapa yang bakalan do'ain nantinya". Dug... kena banget kalimat temen tadi. Benar juga, siapa yang akan mendo'akan kita kelak bila kita telah meninggal dunia, duh... ngeri juga ya. Mungkin kalimat teman tadi bisa dijadikan sebagai pemecut bagi para jojoba untuk giat dalam menjemput pasangan. Ayo Semangat...!!!










0 comments:

Post a Comment

About This Blog

Tempat aku berbagi cerita, pengalaman. Serta belajar dari teman-teman yang hebat

  © Blogger templates Inspiration by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP